Apakah Masalah Ini Sering Anda Hadapi Saat Berbelanja Online ?

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Masalah Belanja Online Ini Pasti Pernah Anda Alami

Tips ini membahas masalah umum untuk mengingatkan konsumen, apakah perlu atau tidak membeli produk tertentu secara online.

Tips Belanja Online Agar Tidak Tertipu

Tips ini menunjukkan beberapa “celah” konsumen, sehingga memungkinkan menjadi korban penipuan belanja online.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selamat datang di blog Tips Belanja Online,
mudah-mudahan bisa mendapatkan manfaat secara optimal

Tips Belanja Online adalah blog yang secara khusus memberikan panduan untuk konsumen yang ingin berbelanja melalui internet. Maraknya penjualan yang dilakukan secara online mendapat repon positif dari para konsumen yang semula terbiasa berbelanja secara konvesional, kemudian beralih ke internet.
Masalahnya, perubahan pola berbelanja tersebut juga menuntut perubahan sikap serta pengetahuan prosedur berbelanja melalui internet. Tips Belanja Online memberikan panduan dan informasi yang terkait dengan masalah tersebut, semoga sebagian atau seluruh isi dari blog ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Saturday, September 20, 2014

Belanja Online Indonesia Didominasi Wanita

Belanja Online Indonesia Didominasi Wanita

Belanja Online Indonesia akan booming tetapi didominasi oleh wanita, paling tidak itulah prediksi terhadap perkembangan dunia online di Indonesia di tahun-tahun mendatang jika didasarkan pada laporan Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending. Data dalam laporan tersebut menyatakan bahwa dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya, keinginan konsumen Indonesia untuk menabung mengalami penurunan dalam pada kuartal ke II tahun 2014. Tetapi, keinginan untuk belanja masih tetap tinggi.

Survei tersebut juga menyimpulkan bahwa di wilayah pasar Asia Pasifik konsumen Indonesia paling banyak melakukan belanja online melalui telepon seluler. Kenyataan itu juga memberikan gambaran bahwa gaya hidup online semakin disukai oleh masyarakat Indonesia seiring tumbuhnya industri e-commerce

Sementara Malaysia tercatat sebagai konsumen dengan anggaran tertinggi untuk membeli hadiah melalui belanja online. Konsumen Indonesia berada di bawah Malaysia yang menghabiskan 22 persen dari seluruh anggarannya untuk melakukan pembelian secara online. Jumlah dana yang dihabiskan sekitar Rp420 ribu untuk memneli sekitar 5 item produk sebagai hadiah untuk keluarga dan teman-teman.

Survei juga menyimpulkan bahwa 51% responden telah menyiapkan dana membeli hadiah sekurangnya 1-2 bulan sebelumnya. Selain itu, sebanyak 13% responden Indonesia yang memilih untuk membeli sesuatu yang praktis sebagai hadiah dimana mereka empat kali lebih mungkin untuk berbelanja kado yang unik sebagai hadiah pilihan musim liburan ini.

Mayoritas pengguna e-commerce di Indonesia ternyata kaum perempuan, mereka paling banyak membelanjakan uang untuk produk fashion. Fakta tersebut juga ditunjukkan oleh riset terakhir Idea atau Asosiasi E-Commerce Indonesia yang menyebutkan bahwa 78% responden melakukan belanja fashion di laman e-commerce.

Berdasarkan survei yang sama disimpulkan bahwa sebanyak 80% warga Indonesia sering mencari informasi soal produk secara online, sebelum membeli di toko konvensional. Angkanya jauh lebih tinggi ketimbang rata-rata global yang sebesar 60%. Dengan persentase serupa, calon pembeli membaca ulasan produk secara online, sebelum membeli langsung di toko fisik. Lebih dari dua pertiga konsumen Indonesia mengatakan bahwa belanja online merupakan kegiatan yang menyenangkan.

Aktivitas mobile merupakan tren yang menguat di sebagian besar Asia Tenggara. Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Thailand masuk dalam peringkat 10 besar negara yang menggunakan telepon genggam untuk berbelanja online. Karena itu, Matthew Driver, presiden MasterCard untuk Asia Tenggara mengatakan bahwa Indonesia mewakili salah satu peluang pertumbuhan terbesar e-commerce di Asia-Pasifik.

Menurut Driver, keberhasilan industri e-commerce membutuhkan penguatan infrastruktur serta perluasan kepercayaan dalam sistem pembayaran. “Sejumlah besar konsumen Indonesia memilih untuk membayar belanja secara tunai dalam transaksi online. Dengan begitu, mereka yakin barang yang datang sesuai pesanan,” katanya.

Thursday, September 18, 2014

Penipuan Belanja Online Di Kaskus, Sulit Dilakukan

Penipuan Belanja Online Di Kaskus

Diperlukan tips sederhana untuk menghindari penipuan belanja online di Kaskus. Pasalnya, forum jual beli didirikan sejak 6 November 1999 ini sudah dilengkapi dengan banyak fitur pengaman. Sehingga kemungkinan terjadi penipuan belanja online di Forum Jual Beli Kaskus dapat ditekan sekecil mungkin. Didisain sebagai situs untuk forum jual beli, keamanan di Kaskus jauh lebih terjamin dibandingkan media sosial.

Dalam perkembangannya, pada tahun 2009 keberadaan Kaskus diakui menjadi salah satu situs penting di ranah online Indonesia dengan memperoleh penghargaan “The Best Innovation in Marketing” dan “The Best Market Driving Company” oleh Marketing Magazine, dan “The Greatest Brand of the Decade” (2009-2010) oleh Mark Plus Inc. Menurut Alexa, Kaskus menempati peringkat I untuk kategori situs komunitas, dan sekaligus menjadi situs lokal nomor 1 di Indonesia.

Produk yang dijualbelikan di Kaskus juga cukup beragam, tidak berbeda dengan situs jualbeli yang cukup dikenal di dunia internet. Meskipun demikian, untuk konsumen yang ingin meluaskan area pencarian produk sebagai perbandingan, perlu diingatkan untuk memanfaatkan secara optimal fasilitas keamanan yang disediakan Kaskus.

Sebagai sebuah forum, meskipun bukan forum khusus seperti ads-id yang terbatas beranggotakan para pelaku bisnis online, anggota Kaskus lebih memiliki kedekatan emosional. Hal ini secara psikologis juga menumbuhkan rasa memiliki terhadap wadah mereka. Penjual di Kaskus mungkin juga pembeli dari barang yang dijual oleh anggota lainnya.

Fitur yang terkait dengan tingkat kepercayaan seorang penjual dapat dicek melalui Reputasi Seller, semakin lama dan sering anggota berjualan di Kaskus, maka logikanya dia bisa dipercaya. Jika melakukan penpiuan atau menjual barang yang tak sesuai dengan penawarannya, setidaknya dia tidak bisa eksis lagi di Kaskus.

Jika konsumen masih ragu, bisa dibaca testimoni para pembeli - sekaligus dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk mendapat gambaran tentang pelayanan dan produk yang ditawarkan oleh penjual. Untuk memperoleh penjelasan yang lebih lengkap, calon pembeli bisa masuk ke komunitas dan menanyakan kepada pembeli terdahulu tentang kredibilitas penjual.

Untuk meningkatkan keamanan para pembeli, Kaskus menyediakan sistem pembayaran online resmi dari PT. Darta Media Indonesia yang disebut KasPay. Seluruh proses transaksi KasPay dilakukan melalui transfer (top up) dan kode PIN sehingga aman dari modus penipuan atau penyalahgunaan akun. Setiap transaksi akan dikonfirmasi melalui e-mail dan setiap transaksi tercatat secara komprehensif.

Untuk membuat akun KasPay tidak dipungut biaya, cukup dengan melakukan registrasi, isikan saldo, lalu pilih produk yang akan dibeli dan lakukan pembayaran menggunakan KasPay. Dengan memanfaatkan semua fasilitas keamanan tersebut secara optimal, nyaris tak terdapat celah untuk menjadi korban penipuan di Forum Jual Beli Kaskus.

Tetapi masalahnya dikembalikan kepada para calon pembeli sendiri, apakah bersedia menggunakan fasilitas pengamanan yang ada atau mengabaikannya.

Lakukan Penipuan Belanja Online Facebook, Wanita Ini Raup Milyaran Rupiah

Lakukan Penipuan Belanja Online Facebook, Wanita Ini Raup Milyaran Rupiah

Penipuan Belanja Online lewat Facebook ini dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga yang bukan webmaster, tetapi secara efektif mampu memanfaatkan halaman Facebook untuk aksi kriminalnya. Walhasil, wanita yang tergolong cantik ini mampu meraup milyaran rupiah dari para korbannya. 

Ironisnya, belum genap sebulan sejak pihak Kepolisian mengungkap kasus Menpora yang juga tertipu secara online, sudah disusul korban-korban baru dengan kerugian yang jauh lebih besar. Si penipu Menpora ternyata masih berusia 16 tahun, tapi sudah cukup mahir menipu dengan menggunakan lapak gratis situs jual beli OLX.com.

Modus operandi Syd, tersangka penipuan belanja online Facebook tak berbeda dengan si penipu Menpora, berpura-pura menjual beraneka merk ponsel. Menurut pengakuan wanita berusia 32 tahun itu, bisnis palsunya sudah dilakukan sekitar setahun lalu. Untuk menarik minat konsumen dia menjual barang dengan harga lebih murah hingga 30 persen dari harga pasar.

"Saya jual di Facebook, terus komunikasi lewat BBM, setelah ditransfer saya enggak kirim barangnya," ungkap wanita yang kesehariannya seorang ibu rumah tangga ini di ruang tahanan Satreskrim Polrestabes Bandung. "Sebenarnya (mereka jadi korban) karena saya bisnis dengan tutup lubang gali lubang," aku Syd. Ponsel dibeli dengan uang sebagian korban untuk memenuhi pesanan konsumen berikutnya. "Barangnya saya beli dari supplier dengan harga pasaran, tapi saya jual dengan harga miring," jelasnya.

Wanita yang tercatat sebagai warga Jakarta ini mengaku melakukan hal tersebut karena terlilit utang piutang, "Jadi saya gali lobang tutup lobang aja gitu," ujarnya. Dengan strategi itu bisnisnya bisa berjalan cukup lama, belakangan ketika uang yang ditransfer konsumennya sudah tidak bisa digunakan membeli Ponsel lagi, maka pesanan untuk konsumen tidak dikirim.

Terungkapnya kasus penipuan online di Facebook ini setelah Rini Meryani, salah seorang korban melaporkan ke Polresta Bandung. Dijelaskan oleh Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Mashudi, awalnya korban tertarik dengan penawaran ponsel dengan harga di bawah pasaran. Sehingga berencana membeli dalam jumlah banyak untuk Korban akhirnya mentransfer Rp 2 miliar pada Januari lalu yang mana sampai hari ini barangnya tidak dikirimkan juga," tambah Kapolres di Mapolrestabes Bandung, (15/9/2014).

Syd ditangkap begitu terlacak tengah berada di kawasan Jalan Pahlawan, Kota Bandung. Sejak itu tersangka dijebloskan dalam ruang tahanan Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung untuk diperiksa berdasarkan kesaksian korban pelapor dari berbagai daerah. Dari penyelidikan diketahui ternyata korban Syd bukan hanya Rini.

Tercatat konsumen yang akan membeli handphone dari tersangka berasal dari beberapa daerah di Indonesia, antara lain Bandung, Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Semarang, Kendal, Surabaya, Aceh, Medan, Tanjung Pinang, Palembang, Gorontalo dan Kalimantan Barat.

"Jumlahnya dari berbagai daerah mencapai 33 orang, itupun yang terdeksi diduga ada korban lain selain ke 33 orang itu, bahkan paling kecil ada yang ngirim Rp 500 juta, bahkan miliaran rupiah,” tambah Kapolres. Kerugian materi para korban kalau dijumlah total sekitar Rp 20 miliar.

Selain membekuk tersangka, pihaknya juga mengamankan barang bukti 27 lembar rekening koran dan sembilan lembar copy setoran tunai. Pelaku dijerat Pasal 378 atau 372 KUHPidana dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.

Wednesday, September 17, 2014

Tips Belanja Online dengan Kartu Kredit

Tips Belanja Online dengan Kartu Kredit

Belanja online dengan menggunakan kartu kredit bisa lebih menyenangkan dibandingkan harus melakukan transfer bank melalui ATM, karena dengan uang tunai terbatas Anda bisa segera memiliki barang yang harganya lebih mahal. Meskipun pada akhirnya harus membayar ke bank plus bunga, setelah gajian pada akhir bulan nanti.

Sedangkan tanpa kartu kredit jika saldo tidak mencukupi maka transaksi akan tertunda sampai Anda memiliki cukup uang tunai untuk ditransfer ke rekening penjual barang. Apa yang diberikan oleh kartu kredit sebenarnya bukan suatu kemudahan, karena meskipun bank “menalangi” belanja Anda, pada akhirnya akan mengutip bunga yang beranak pinak.

Hanya mereka yang bisa menggunakan kartu kredit secara bijak akan bisa memperoleh manfaat optimal dari kartu kredit. Sebaliknya, mereka yang tidak bisa mengendalikan nafsu belanja akan langsung menggunakan kartu kredit lagi begitu selesai membayar tagihan ke bank. Sehingga ada akhirnya gaji yang seharusnya diterima pada akhir bulan sudah habis di awal bulan.

Tips ini tidak membicarakan bagaimana kebijakan Anda dalam menggunakan kartu kredit, tetapi bagaimana Anda harus menggunakan kartu kredit ketika melakukan transaksi dalam belanja online agar terhindar dari kemungkinan penipuan dan pencurian password. Ringkasnya adalah sebagai berikut :

Pastikan toko online
Cermati dulu apakah toko online tempat Anda berbelanja tersebut mempunyai track record yang baik. Carilah informasi dengan mengetikkan nama toko tersebut pada kotak pencarian Google, akan banyak informasi yang muncul terkait dengan nama tersebut yang bisa Anda baca dan digunakan sebagai pertimbangan.

Jika tempat berbelanja Anda hanya menjadi kedok penipuan, maka bukan saja Anda akan kehilangan uang, tetapi hal yang lebih parah adalah dicurinya password Anda dan digunakannya kartu kredit Anda habis-habisan sampai batas limit terakhir. Walhasil, tanggung jawab pembayarannya menjadi tanggungan dan beban Anda.

Gunakan PC/Laptop pribadi
Lakukan pembayaran dengan kartu kredit menggunakan PC atau laptop pribadi Anda. Hal ini sudah sangat mengurangi resiko kemungkinan pencurian data-data bank Anda. Sebelum melakukan transaksi, pastikan antivirus atau antispyware Anda sudah terupdate dan benar-benar berfungsi. Penjahat cyber biasanya mencuri data melalui spyware yang mereka kirim ke komputer yang sering melakukan transaksi melalui kartu kredit.

Catat data transaksi
Setiap kali melakukan transaksi dengan menggunakan kartu kredit, jangan lupa untuk mencatat nomor transaksi, besarnya jumlah transaksi serta nomor rekening tujuan, agar bisa digunakan untuk konfirmasi jika sewaktu-waktu diperlukan atau meminta bank membatalkan transaksi bila terdapat hal-hal yang mencurigakan Anda.

Selalu Logout
Setiap kali selesai melakukan transaksi dengan kartu kredit, jangan lupa menutup akun melalui prosedur Log Out. Lebih aman jika Anda menghapus cache dan cookies hanya pada hari di saat melakukan transaksi tersebut. Pada prinsipnya jangan meninggalkan jejak transaksi pada PC/Laptop Anda untuk menghindari kemungkinan disusupi spyware yang kemudian melacak dan merekam data-data perbankan Anda.

Pada dasarnya keamanan dalam belanja online dengan menggunakan kartu kredit tergantung pada dua sisi, bagaimana sikap Anda dalam memanfaatkan kartu kredit dan secara teknis bagaimana cara Anda menggunakannya ketika melakukan transaksi dalam belanja online.


Tuesday, September 16, 2014

Masalah Belanja Online : Salah Ukuran, Diatasi Intel

Masalah Belanja Online : Salah Ukuran, Diatasi Intel

Masalah belanja online salah ukuran dalam membeli barang, khususnya terhadap barang yang memiliki ukuran beragam, misalnya sepatu kini sudah diatasi Intel. Salah ukuran akibat perbedaan penomoran dari masing-masing merk seringkali dialami konsumen, sehingga sulit memilih ukuran sepatu secara tepat. Akibatnya jika terpaksa dipakai, maka hanya akan menimbulkan ketidaknyaman.

Sepatu tersebut memang bisa dikembalikan dan diganti dengan ukuran yang lebih sesuai, tetapi membutuhkan waktu cukup lama. Sebaliknya, beberapa toko online harus mengganti ongkos kirim sebagai bentuk pelayanan kepada konsumen, atau paling tidak akan menambah pekerjaan dan hal ini tentu akan mengurangi keuntungan.

Masalah belanja online dari dua belah pihak itu kini bisa teratasi dengan kehadiran RealSense, teknologi kamera baru dari Intel yang dapat memetakan sebuah objek dan ukuran dimensinya tanpa menggunakan alat pengukur. Meski baru akan digunakan secara massal pada tahun 2015, tetapi sudah banyak toko online yang berharap segera bisa menggunakannya untuk mendukung kepuasan belanja online.

Intel RealSense 3D Camera nantinya tidak hanya digunakan untuk memilih ukuran sepatu secara online, tetapi juga baju, celana dan lain-lain yang secara dimensional memiliki ukuran-ukuran spesifik. Teknologi tersebut menjamin konsumen bisa membeli barang-barang tersebut secara online dengan ukuran yang benar-benar pas, sehingga bisa dipakai secara nyaman.

Kehandalan teknologi ini sudah dibuktikan oleh Plae, sebuah perusahaan pembuat sepatu anak sesuai pesanan (custom) yang mengimplementasikan RealSense di layanannya dengan menggandeng sebuah startup asal Swedia, Volumental. Startup dari Swedia ini menawarkan aplikasi berbasis Intel RealSense yang dijalankan di browser untuk memindai (scanning) objek yang ingin diketahui ukuran dimensinya.

Plae telah melakukan ujicoba untuk menentukan nomor sepatu yang akan dipesan oleh konsumen. Hasilnya, teknologi kamera RealSense mampu mengukur secara akurat dengan toleransi perbedaan hanya dua milimeter. Sehingga konsumen dapat memesan sepatu sesuai ukuran seperti melakukannya secara fisik di toko sepatu.

Masalah Belanja Online : Salah Ukuran
Laptop yang dilengkapi kamera 3D Intel RealSense memindai kaki konsumen untuk menentukan ukuran nomor sepatu secara tepat. (Foto Intel)

Nantinya, Teknologi Intel RealSense akan dihadirkan di smartphone, laptop, notebook, tablet, all-in-one PC, hingga perangkat 2-in-1 berbasis Intel. Teknologi ini akan memanjakan konsumen untuk membeli bahkan memesan sepatu, baju dan lain-lain yang sesuai dengan ukuran individual tanpa harus meninggalkan rumah, cukup menscan kaki atau badan menggunakan kamera smartphone/laptop dengan kamera 3D.

Teknologi baru yang diumumkan di panggung Intel Developer Forum 2014, awal September di San Francisco, sekaligus dengan peragaan yang dilakukan oleh staf Volumental, pemindaian kaki yang dilakukan selama kurang lebih 15 detik menghasilkan foto 3D beserta ukuran dimensi. Dari ukuran (panjang, lebar, dan ketebalan) yang dihasilkan tersebut kemudian dicocokkan dengan basis data untuk penentuan nomor sepatu yang tepat.

Salah satu perangkat yang telah dilengkapi Intel RealSense 3D Camera adalah Tablet Dell Venue 8 7000 Series. Hasil scanning dari tablet ini berupa foto 3D definisi tinggi lengkap dengan ukuran dimensinya. Ukuran akurat tersebut yang selama ini menjadi masalah belanja online, baik bagi konsumen maupun toko online.

Tips Belanja Online Agar Tidak Tertipu

Tips Belanja Online Agar Tidak Tertipu

Tips yang bersifat teknis ketika belanja online agar tidak tertipu sudah banyak ditulis, juga dalam blog ini. Sehingga setiap jenis belanja online, apakah penjualan itu ditawarkan melalui toko online, situs jual beli seperti OLX dan Berniaga.com, atau ditawarkan secara perorangan di media sosial, bisa merupakan tip-tip yang berbeda. Karena disesuaikan dengan cara dan proses transaksi dari masing-masing penjual.

Tetapi mengapa banyak orang yang melakukan belanja online tidak pernah menjadi korban penipuan ? Meskipun mereka bukan dalam kategori pengguna internet yang akrab dengan dunia online ? Sementara kelompok lain yang termasuk sudah sangat paham teknologi internet justru bisa menjadi korban penipuan online ? Banyak pula pembeli yang sudah terbiasa menggunakan internet, tetapi merasa masih perlu membaca tips belanja online agar tak timbul masalah yang tak dikehendaki ketika membeli melalui internet.

Dibandingkan dengan pelaku penipuan, masih sangat banyak toko online atau penjual perorangan yang sebenarnya serius dan bersungguh-sungguh menggunakan media internet untuk menjalankan bisnis mereka. Seringkali setelah mengetahui peristiwa penipuan beberapa kali secara berturut-turut, banyak orang yang menjadi khawatir dan cenderung beranggapan bahwa penjualan yang dilakukan secara online adalah penipuan. Tentu saja anggapan ini terlalu subyektif dan tidak proporsional.

Jangankan jual beli di dunia online, di dunia “offline” pun dimana transaksi antara penjual dan pembeli dilakukan dengan berinteraksi secara fisik masih bisa terjadi penipuan. Apalagi di dunia online, kita hanya terhubung melalui monitor. Di belakang monitor kita, siapa dan bagaimana penjual yang sedang kita hubungi itu, tidak kita ketahui sama sekali.

Tips belanja online ini justru memberikan sisi pandang yang berbeda. Tidak merinci bagaimana ciri-ciri penipuan yang dilakukan dengan memanfaatkan internet, baik dalam bentuk toko online, penjualan yang memanfaatkan lapak dalam situs jual beli atau pejual yang menawarkan barang melalui media sosial bahkan langsung melalui e-mail.

Tetapi tips ini menunjukkan beberapa “celah” dari calon pembeli sehingga memungkinkan menjadi korban penipuan belanja online. Jika calon pembeli menutup “celah” tersebut, maka selamanya dia akan luput dari penipuan yang bersifat online, meskipun dengan modus operandi yang berbeda-beda. Juga dalam dunia offline pun akan tetap selamat, karena “celah” yang cenderung membuat seseorang mudah menjadi korban penipuan ini pada dasarnya bersifat universal.

“Celah” tersebut adalah kecenderungan bersikap irrasional. Mereka yang rasional selalu akan curiga jika ditawari barang dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar. Kecurigaan itu akan muncul dalam bentuk pertanyaan: Apakah barang ini asli atau barang curian ? Karena itu banyak alasan penipu yang mengatakan bahwa barang tersebut adalah BM (black market), maksudnya barang selundupan.

Calon pembeli yang bersikap rasional pasti akan langsung menolak untuk membelinya. Untuk apa berhemat tetapi akhirnya bisa berbuntut lebih panjang ? Jika barang itu berhasil dilacak aparat penegak hukum, maka secara yuridis pembelinya masuk kategori sebagai penadah. Secara rasional hal ini merupakan resiko yang sama sekali tidak sebanding dengan “keuntungan” mendapat barang murah.

“Celah” kedua adalah kecenderungan mudah percaya kepada orang lain. Ironisnya, sikap ini biasanya dilakukan oleh mereka yang berperilaku jujur. Mereka cenderung menganggap orang lain juga memiliki sifat dan perilaku yang sama seperti mereka. Jika kebetulan menjadi korban penipuan, mereka berdalih karena selalu “positif thinking” terhadap orang lain. Alasan ini sama irrasionalnya dengan “celah” yang pertama. Jika Anda seseorang yang jujur dan lingkungan Anda juga orang-orang yang sama jujurnya seperti Anda, boleh saja Anda bersikap demikian. Tetapi berinteraksi dengan penjual secara online yang tidak Anda kenal sama sekali, bagaimana mungkin Anda bisa menilainya jujur dan langsung percaya ?

Jadi, solusinya sangat sederhana, luruskan mindset Anda, bahwa harga sebuah produk selalu terkorelasi dengan kualitasnya. Ketentuan tersebut berlaku secara universal di dunia manapun dan untuk produk apa pun. Mindset ini bisa dibangun dengan cara memahami bahwa sebuah produk adalah hasil akhir dari serangkaian proses yang panjang, membutuhkan investasi besar, biaya produksi termasuk gaji para karyawan. Kemudian ditambah sekian persen keuntungan distributor dan toko eceran, termasuk untuk gaji para pelayan toko yang pas-pasan.

Jika Anda menginginkan produk dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar, artinya Anda juga tidak peduli terhadap nasib karyawan pabrik dan pelayan toko karena sebagian gaji mereka ingin Anda pangkas dengan membeli produk dibawah harga pabrik. Penjual produk serupa dengan merk yang berbeda tapi dengan kualitas yang sama, tidak akan mematok harga lebih mahal, di kalangan para pedagang terdapat mekanisme persaingan yang tidak memungkinkan mereka mematok harga semau mereka sendiri.

Tetapi jangan ubah sifat dan perilaku Anda yang jujur, karena ketika kejujuran semakin langka maka makin banyak Anda temukan orang-orang yang tidak jujur, juga di lingkungan Anda sehari-hari. Karena itu kembangkan sikap kritis Anda. Ubahlah cara pandang Anda dengan menerapkan semua prosedur yang biasa dilakukan dalam melakukan pembelian secara online. Hal ini berkaitan secara teknis dengan tips-tips belanja online yang bisa Anda temukan dalam blog ini atau blog-blog lainnya.






Monday, September 8, 2014

Penipuan Belanja Online Di Facebook, Ini Antisipasinya

Penipuan Belanja Online Di Facebook

Penipuan belanja online tidak hanya dilakukan melalui situs toko online palsu, tetapi juga di Facebook. Modusnya berupa promosi satu atau dua item produk, tetapi bisa juga ditampilkan dengan disain seolah-olah toko online. Sekilas memang sulit untuk membedakan karena banyak pula toko online resmi yang menggunakan status di Facebook untuk mempromosikan produk baru.

Maraknya penipuan belanja online di Facebook bisa dimaklumi, karena Facebook merupakan media sosial paling populer dengan prosedur pendaftaran yang mudah sehingga paling banyak digunakan. Indonesia tercatat sebagai negara keempat terbanyak yang menggunakan facebook dengan jumlah pengguna aktif diperkirakan mencapai 65 juta orang.

Jumlah pengguna Facebook yang banyak ini tentunya akan menguntungkan Facebook untuk menyebar iklan-iklan mereka. Sehingga didasarkan pada pertimbangan untuk efisiensi dan efektivitas pengelolaannya, maka Facebook membuka kantor perwakilannya di Mal Pacific Place yang berlokasi di Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta pada Maret 2014.

Besarnya potensi untuk penyebaran iklan tersebut juga menginspirasi para pengguna Facebook yang tak beretika untuk melakukan berbagai penipuan. Dengan membatasi bahasan seputar topik belanja online di Facebook, maka kejahatan paling banyak dilakukan adalah penjualan produk yang ditawarkan secara pribadi seperti  kepada teman sendiri. Atau memanfaatkan fanpage yang bisa didisain dengan gratis sehingga terkesan sebagai toko online yang benar-benar profesional.

Para pengguna Facebook pemula yang masih polos, dalam pengertian bahwa mereka menganggap Facebook adalah murni jejaring sosial yang digunakan untuk berkenalan dan saling berkomunikasi dengan teman-teman sebaya mereka, terutama remaja putri akan langsung tertarik ketika salah seorang “temannya” yang belum lama dikonfirmasi  menawarkan produk fashion dengan harga terbilang murah. Tanpa prasangka negatif tawaran tersebut akan diterima dan langsung mentransfer sejumlah uang.

Cara lain adalah meniru toko-toko online yang menginformasikan produk baru melalui status mereka dalam bentuk iklan singkat, lalu membuat status berulang-ulang agar dapat terbaca sabanyak-banyaknya. Hal ini sangat berbeda jauh dengan iklan yang terpampang di laman sebelah kanan, tarifnya yang setara dengan adsense Google itu hanya akan dipasang oleh penjual atau pemasar profesional yang bermodal dan memiliki target yang jelas. Mengenai situs toko online palsu ini akan dibahas dalam artikel tersendiri agar tidak rancu, lebih detil dan memudahkan untuk dipahami. .

Para penipu yang memanfaatkan fasilitas serba gratis dari Facebook ini sebenarnya hanya penjahat amatiran, atau paling tidak sedang belajar menjadi penjahat profesional. Modalnya hanya ketrampilan menggunakan facebook dan produk yang dijual pun bersifat umum. Sasaran utamanya adalah menyebar status ke beranda “teman-temannya”. Karena itu untuk menelusuri apakah si penjual ini benar-benar asli atau hanya bertujuan menipu bisa dengan mudah dilakukan.

Antisipasi paling efektif untuk menghindari penipuan belanja online di Facebook adalah kesampingkan dulu rasa tertarik Anda terhadap produk yang sebenarnya memang sudah lama Anda idam-idamkan dan tiba-tiba Anda temukan dengan harga sangat murah. Cermati kembali iklan tersebut dengan membaca ulang secara pelahan-lahan untuk menemukan kejanggalan lainnya. Tentu saja, kejanggalan paling mencolok adalah harganya yang murah.

Jangan sekali-kali mencoba melakukan kontak terhadap penjual, tapi telusuri siapa dan bagaimana penjualnya, meskipun dalam pengertian ala Facebook “dia” sudah menjadi “teman” Anda. Selain teman yang benar-benar Anda kenal secara fisik, teman-teman Anda di Facebook adalah teman-teman dari dunia maya yang sebenarnya tidak pernah Anda kenal sama sekali. Mindset ini harus Anda tanamkan dalam-dalam jika tidak ingin menjadi korban penipuan melalui media sosial.

Cara yang paling sederhana dan sistematis adalah klik kronologinya. Disana Anda bisa mengetahui kapan dia mulai bergabung, dalam kurun waktu selama itu apa saja aktivitasnya ? Jika baru saja bergabung beberapa bulan, apalagi baru beberapa minggu di Facebook lalu buru-buru menawarkan produk tentu masih kurang bisa dipercaya. Masih di kronologi, Anda bisa meneliti seberapa intens aktivitasnya dalam menggunakan media sosial tersebut, apakah tidak ada aktivitas sama sekali atau cukup padat, dan apa fokus kegiatannya ?

Pengguna Facebook yang serius bisa dipastikan akan fokus pada lingkaran teman-teman tertentu, misalnya sesama profesi,  hobby yang sama atau bisa berbeda usia dan profesi tapi memiliki satu kepentingan. Karena jejaring sosial bisa dengan efektif digunakan untuk menyampaikan informasi penting di kalangan yang sama, sehingga manfaat Facebook juga akan menjadi optimal jika digunakan oleh satu komunitas yang jelas.

Jika penjual di Facebook tersebut memiliki ciri tersebut, mungkin Anda adalah salah satu teman diluar komunitas utamanya. Tetapi jika Anda masih kurang percaya, klik Fotonya. Pengguna Facebook yang serius akan memiliki banyak koleksi foto terutama terkait dengan aktivitas di lingkaran komunitasnya. Seorang mahasiswi misalnya, dia dipastikan akan memiliki foto diri saat mejeng dalam salah satu kegiatan kampus. Disana juga akan ditemukan foto bersama teman-teman dekat dan keluarganya. Satu thema mungkin bisa terdiri dari beberapa foto yang hampir sama, tetapi hal ini justru menunjukkan kredibilitas si pemilik akun..

Jika kurang yakin, klik profilinya. Apakah dia mengisinya secara lengkap atau tidak, atau hanya diisi asal-asalan. Pengguna facebook yang serius akan mencantumkan data diri selengkap-lengkapnya mulai dari dimana dia bersekolah SD hingga menyelesaikan kuliahnya. Alamat dan nomor teleponnya, bahkan semua e-mailnya pun akan dicantumkan karena orientasinya adalah memudahkan konsumen untuk menghubunginya. Ciri-ciri tersebut sangat bertolak belakang dengan pemilik akun abal-abal.

Lalu klik teman-temannya. Pengguna Facebook serius akan cenderung memiliki teman terbanyak berasal dari komunitasnya sendiri yang dijalin secara bertahap dan alamiah, sehingga bisa jadi setelah bertahun-tahun menggunakan Facebook, teman-temannya hanya berjumlah seratusan. Tetapi karena iklannya nyasar di beranda Anda, setidaknya dia dan Anda memiliki teman yang sama. Teman yang sama ini bisa menjadi sumber informasi Anda jika diperlukan.

Jangan keburu beranggapan bahwa semua penjualan di Facebook yang dilakukan secara pribadi adalah aksi penipuan, karena masih lebih banyak  “teman-teman” Anda yang benar-benar serius berjualan di Faceboook untuk mendapat penghasilan tambahan. Umumnya terdiri dari para ibu rumah tangga dan para mahasiswi, justru merekalah yang paling banyak dirugikan oleh para penipu amatiran ini.

Selain berkedok sebagai pengguna Facebook yang secara pribadi menjual produk di komunitasnya, penipuan juga sering dilakukan melalui fanpage karena dianggap bisa lebih “menyembunyikan” penjualnya yang abal-abal. Atau menggunakan Facebook untuk menyebar link yang ditujukan ke situs toko online palsu. Kedua modus ini tidak hanya dilakukan melalui Facebook, tetapi juga di berbagai media sosial yang memiliki fasilitas memungkinkan untuk disalahgunakan.